kandaga.id – Pemerintah Kabupaten Garut menargetkan swab test (tes usap) minimal 23.000 orang. Hingga saat ini, sudah 13.000 orang yang telah melaksanakan tes usap atau kurang lebih setengahnya dari target sudah dilakukan.

“Nanti sisanya kita kejar, September sampai dengan Oktober. Untuk disini hari ini sekitar 300 orang,” kata Wakil Bupati Garut, dr. Helmi, saat meninjau pelaksanaan tes usap kepada 300 pegawai Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Slamet Garut, Selasa (1/8/2020).

Wakil Bupati Garut, dr. Helmi, Selasa (1/8/2020), meninjau pelaksanaan tes usap kepada 300 pegawai Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Slamet Garut. (Foto : Yogi Budiman/Diskominfo Garut).

Menurut Helmi, kalau keseluruhan rumah sakit bisa di tes sekitar 1.500 orang saja, kemungkinan dalam jangka waktu seminggu baru selesai. Untuk alatnya, Pemkab Garut telah membeli sendiri, serta bantuan dari BNPB dan Gubernur Jawa Barat.

“Dengan tersedianya alat sekitar 290 orang per hari bisa diperiksa swab,” jelasnya.

Wabup Helmi menyatakan, seharusnya pegawai puskesmas dan rumah sakit menjadi prioritas utama dalam swab test sebelum tes kepada pasien Covid-19, tapi baru saat ini bisa dilaksanakan.

“Sebenarnya, puskesmas, rumah sakit itu prioritas utama. Ini baru dilaksanakan karena mereka selama ini betul-betul fokus melayani, makanya kita melaksanakan pemeriksaan, mudah-mudahan tidak ada yang positif,” tambah Helmi.

Mengenai penutupan sementara salah satu klinik, menurut Helmi, hal itu dilakukan hanya sementara saja, karena untuk menunggu hasil pemeriksaan yang terpapar covid-19, dua atau tiga hari diharapkan selesai.

Wabup Helmi juga menjelaskan, saat ini penyebaran virus masih terindikasikan dari luar Kabupaten Garut dan tranmisi lokal yang juga memang banyak terjadi. Sehingga pihaknya mempertimbangkan pula untuk kalangan pendidikan untuk belajar tatap muka, maka Pemkab Garut dipastikan tidak mengeluarkan rekomendasi sampai bulan Desember nanti.

“Kemungkinan belajar tatap muka di mulai bulan Januari 2021. Sesuai arahan dari pemerintah pusat, kemungkinan Januari setelah ditemukan vaksin,” pungkasnya. (Jajang Sukmana/mediacenter.garutkab.go.id)***