BKKBN adalah contoh yang sukses membuat sebuah gerakan terutama gerakan perubahan dari asalnya menolak KB (Keluarga Berencana) sekarang menerima

kandaga.id – TPD dituntut untuk bisa menjadi lebih kreatif, aktif dan inovatif dalam melakukan penggerakan dan pengembangan program KB di lapangan, sehingga keberhasilan program KB dapat tercapai.

Hal itu diungkapkan Wakil Bupati Garut, dr. Helmi Budiman, Senin (24/8/2020), dihadapan 169 Tenaga Penggerak Desa (TPD), dalam acara Temu Evaluasi TPD se-Kabupaten Garut, bertempat di Balai Diklat Kependudukan dan Keluarga Berencana (KKB) Garut, Jl. Rumah Sakit Umum dr. Slamet No. 06, Kelurahan Sukakarya, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut.

Wakil Bupati Garut, dr. Helmi Budiman, Senin (24/8/2020), membuka acara Temu Evaluasi bagi 169 Tenaga Penggerak Desa (TPD) se- Kabupaten Garut, bertempat di Balai Diklat Kependudukan dan Keluarga Berencana (KKB) Garut, Jl. Rumah Sakit Umum dr. Slamet No.b06, Kelurahan Sukakarya, Kecamatan Tarogong Kidul. (Foto : Yogi Budiman/Diskominfo Garut)

Wabup juga mengapresiasi dengan adanya Tenaga Penggerak Desa/Kelurahan (TPD/K) yang resmi dibentuk pada tahun 2011, meski pada dasarnya TPD mempunyai tugas yang sama dengan PKB/PLKB (Penyuluh Keluarga Berencana/Petugas Lapangan Keluarga Berencana).

Helmi mengemukakan, saat ini di tengah masa pandemi covid-19, maka TPD juga dituntut untuk menjadi agen dalam penyampaian informasi yang tepat kepada masyarakat dalam pencegahan dan penularan covid-19.

Menurut Helmi, konsekuensi ketika menginginkan adanya pertumbuhan ekonomi harus ada aktivitas, namun konsekuensi dari banyaknya aktivitas ini karena ingin pembangunan berlanjut, dan aktivitas ekonomi itu harus dimulai dengan pemeriksaan swab yang masif.

“Makanya pemeriksaan swab akan makin banyak dan besar, secara gratis dari mulai bulan Agustus hingga Oktober,” ujar Helmi.

Helmi menyatakan perlunya perjuangan melalui pergerakkan, maka tidak diragukan lagi bahwa contoh yang sukses membuat sebuah gerakan terutama gerakan perubahan dari asalnya menolak KB (Keluarga Berencana) sekarang menerima.

“Maka saya berkesimpulan kalau kita ingin melakukan perubahan dengan new normal, terus terang kita harus berguru pada BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional),” ungkapnya.

Sementara itu Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Barat, Kusmana, mengatakan, dalam kondisi jumlah penduduk Jawa Barat yang menempati nomor 1 satu di indonesia, maka entri point program menjadi bangga kencana adalah sesuatu refreshing yang baru. Untuk membangun keluarga yang berkualitas, imbuhnya, merupakan amanah yang mulia, sebagai program panjang yang bisa dipetik nanti di masa yang akan datang.

“Mungkin kalau tidak ada program keluarga berencana sejak awal sampai saat ini indonesia sudah melonjak dari nomor 4 bisa menjadi nomor 2, barangkali karena di Jawa Barat ini sudah lebih dari 50 juta,” ucapnya.

Evaluasi TPD, seperti dituturkan Sekretaris Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBPPPA) Kabupaten Garut, Yayan Waryana, selain menjalin silaturahmi, sekaligus sebagai evaluasi kinerja TPD tahun 2020 dalam upaya mensinergikan visi misi komitmen serta perspektif lapangan bagi TPD terhadap program pembangunan kependudukan dan keluarga berencana atau Bangga Kencana pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak Kabupaten Garut.

Selain itu, kegiatan ini sebagai penguatan dan peningkatan peran aktif dari tenaga penggerak desa dalam percepatan penanganan berbagai permasalahan pengendalian penduduk Keluarga Berencana pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak di Kabupaten Garut. (Jajang Sukmana/mediacenter.garutkab.go.id)***