KANDAGA.ID – Akhir-akhir ini SMK harus adaptable terhadap perubahan jaman yang sekarang memasuki industri 4.0. Sehingga selain kreatif, inovatif, pintar, dan cerdas juga harus pandai-pandai beradaptasi sesuai kebutuhan pasar kerja. Dan itu harus secara simultan melaksanakan aturan dan peraturan yang diselaraskan dengan visi misi, dengan mengoptimalkan layanan pendidikan dan target vokasi yang menjamin.

Banyak kalangan yang bertanya-tanya, selama lebih kurang 6 bulan, SMKN 2 Garut banyak perubahan yang sangat signifikan. Dan selama ini pula banyak pujian dan bangga atas prestasi karya peserta didiknya, seperti menjadi perwakilan nasional mewakili di Asia dalam hal Broadcasting “Saciduh Metu”, apresiasi Wakil Gubernur Jawa Barat pada Expo Teknologi Pendidikan (Epitech XII) 2018 dan Wakil Bupati Garut pada kegiaatan open house, dan SMKN 2 Garut mendapat program revitaslisai SMK dari 219 SMK se-Indonesia.

Keberhasil tersebut ternyata tidak lepas dari seorang leader yang punya visi misi dan semangat ingin maju. Kepemimpinan Bejo Siswoyo, S.TP. M.Pd., yang dilantik 6 bulan yang lalu, tepatnya Selasa, 12 Juni 2018 menjabat sebagai Kepala SMKN 2 Garut, sejak itulah mengawali perubahan secara multidimensi di lingkungan SMKN 2 Garut.

Tanpa dukungan dan kerjasama semua, terutama yang berada di lingkungan sekitar, tak mungkin prestasi dan apresiasi akan tergapai.

Menanggapi hal tersebut, berikut wawancara dengan para guru senior dari berbagai keahlian yang ada di lingkungan SMKN 2 Garut, Jumat (7/12/2018).

H. Latif, guru otomotif sekaligus pembina PMR mengatakan, Pak Bejo ini mempunyai visi kedepan yang sangat luar biasa, dan yang paling prinsipilnya adalah keterbukaan.

“Ini loh program kita, kita dapat dana bantuan dari program revitalisasi sekian, ini untuk jurusan sekian, “manga silahkan dijeujeuhkan”, silahkan diatur sesuai dengan tupoksinya,” ujarnya.

H. Latif mengatakan, sebagai guru merasakan, kerja keras, kerja ikhlas, dan kerja cerdas, dan kami merasa “dirangkul”.

“Sosok seperti Pak Bejo ini cukup diharapkan oleh semua guru, bisa dilihat dan dirasakan hasilnya. Keberhasil tersebut salahsatu diantaranya terjalin kebersamaan,” pungkasnya.

Sedangkan H. Rosyidin sebagai guru Agama mengatakan, kalau lihat dari beberapa kepala sekolah sebelumhya, perhatian Pak Bejo terhadap lingkungan sekolah, pembangunan, penataan, termasuk kesejahteraan guru cukup bagus.

“Sebetulnya beliau keterbukaan cukup bagus, tetapi dalam kepemimpinan memang beliau itu keras juga, meskipun keras ada positifnya,” ujarnya.

H. Rosyidin, mengakui sejak tahun 1989 mengabdi, baru sekarang ada qurban disediakan oleh kepala sekolah untuk guru-guru dan program umroh, mendorong dan mengharuskan guru dan siswa menunaikan shalat jumat berjamaah di sekolah.

“Mudah-mudahan, Pak Bejo layak untuk diteruskan jangan sebentar, bisa bertahan disini, paling tidak satu generasi atau dua generasi,” pungkasnya.

Sementara itu, guru Audia Video, Empan Sopandi, SST., mengatakan, dengan mebawa ke dalam hal religi, sehingga kami dan anak merasa lebih adem.

Kepemimpinan Pa Bejo itu, terbuka dalam segala aspek, jadi tidak ada yang ditutupi, sehingga informasi dari atas sampai bawah itu sampai.

“Kami dapat kerja dengan tenang, saling mendukung, baik sesama rekan, dari atas kebawah, dari bawah keatas saling mendukung, sehingga kami kompak,” ujarnya.

Menurutnya, dilihat dari perkembangan sekolah, yang dirasakan dari pemimpin-pemimpin sebelumnya, beliau selama 6 bulan ini perkembangannya cukup lumayan.

“Selain continue berkesinambungan setiap bulan, setiap saat itu ada perubahan, selain yang sudah berjalan selalu ada peningkatan-peningkatan untuk kemajuan sekolah dan anak-anak,” ujarnya.

Menurutnya, cara penilaian beliau terhadap guru-guru dianggap sebagai keluarga besar, tidak ada batas, mengalir bagaikan air.

“Jadi guru-guru merasa enak dan nyaman. Bahkan kalau ada ide dari guru, beliau sangat respon dan dibicarakan pada saatnya, setelah itu lahir keputusan. Biasanya keputusannya itu adalah kalau untuk kemajuan sekolah dia langsung respon dengan baik,” pungkasnya.

Sementara guru Listrik, Sunardi, SST., mengatakan, Pak Bejo itu punya misi visi untuk meningkatkan sekolah.

“Jadi segala sesuatu ingin maju, minimal kepala sekolahnya punya visi dan misi. Dia punya misi visi bagus, agresif dalam pengembangan sekolah, baik fisik, PBM, dan lainnya sangat diperhatikan,” ujarnya.

Menurut Sunardi, intinya memang keterbukaan, peduli sekali terhadap pengembangan sekolah, segi fisik, proses belajar mengajar, skill siswa termasuk ektrakurikuler.

“Jadi setelah Pa Bejo kesini ada motivasi baru untuk siswa, guru untuk bersatu, tadinya kan sudah ada geng-gengan istilahnya. Sekarang sudah enak, dan sekarang sudah tumbuh rasa persatuan dan kesatuan, saling merasakan satu sama lainnya,” ujarnya.

Sementara guru PPKn, Drs. H. Agus Iman, M.Si., mengatakan, semangat kebersamaan, silaturahmi guru-guru terpatri kembali.

“Kronologis kebelakang SMKN 2 ini gimana gitu. Nah, itu kan menimbulkan guru itu kurang termotivasi dari pemimpinnya,” ujarnya.

Menurutnya, dengan masuknya Pak Bejo, seperti ada situasi baru bagi guru-guru, khususnya bagi kami guru-guru PPKn dan kami guru-guru normatif.

Karena, tambah H. Agus, khususnya guru PPKn ingin mengembangkan sesuai dengan tujuan PPKn itu “to be a good citizen shift” untuk membentuk warga Negara yang baik, malah sekarang tambah lagi, untuk membentuk warga Negara yang baik dan cerdas.

“Cerdas dalam pengertian, karena nuansa PPKn itu materi Politik Kenegaraan dan Hukum (Polkenegkum). Mau tidak mau, anak-anak harus melek politik bukan untuk melek politik praktis, artinya anak itu jangan sampai jadi korban politik praktis,” jelasnya.

Menurutnya, dengan kepemimpian Pak Bejo, karakter beliau ternyata nyekrup alias macth dengan guru-guru disini.

“Dulu tidak ada dalam mimpi, juga tidak, bahwa di sekolah ini ada program guru diumrohkan, tenaga kependidikan dan pendidik,” ujar guru yang mengabdi di SMKN 2 Garut sejak tahun 1993 ini.

Selain gebrakan itu, tambah H. Agus, beliau memperhatikan kesejahteraan guru meningkat, sebagai salah satu unsur pemicu motivasi, sehingga merasa nyaman dalam bekerja. Faktor proses belajar mengajar signifikan sekali meningkat.

“Jadi beliau itu punya manajemen keketerbukaan, kemudian tidak ada istilah majikan guru, stratanya sama, dedikasi tinggi. Yang jelas beliau itu, enak, terbuka, ingin memajukan secara bersama-sama, dirasakan bersama, dan saling toleran,” ujarnya.

Menurut H. Agus, keberadaan Pak Bejo cukup positif, perubahan berbagai sisi dan sangat cepat, pokoknya perubahannya multidimensi. Sehingga guru-guru sekarang tertantang termotivasi untuk meningkatkan prestasi.

“Yang tadinya apa adanya, sekarang berlomba, bukan berarti takut namun perubahan itu tumbuh secara sadar sendirinya,” pungkasnya.

Sementara menurut guru BK, Dra. Dewi Dharmayatni, penerapan Bimbingan Konseling (BK) kepada peserta didik di SMK, cenderung ke 4 aspek yaitu, bimbingan belajar, sosial, pribadi, dan bimbingan karier.

“Kalau di SMK cenderung ke karier itu bekerja, tapi tidak menutup kemungkinan anak-anak untuk melanjutkan,” ujarnya.

Menurutnya, yang konsultasi ke BK adalah siswa dan orang tua dikomunikasikan, apakah akan melanjutkan kuliah atau bekerja.

“Kadang orang tua juga datang, terutama biasanya yang konsultasi itu yang kesulitan untuk menentukan perguruan tinggi. Kita hanya mengarahkan, kalau bekerja harus begini, lebih ke karakternya yang dibutuhkan dalam bekerja,” ujarnya.

Sekarang dengan kepemimpinan Pak Bejo berbeda dari sebelum-sebelumnya, yang pertama kali datang langsung mengapresiasi sekali guru-guru BK.

“Begitu beliau datang langsung menanyakan guru-guru BK, langsung dilibatkan, diajak ngobrol, menanyakan yang dibutuhkan, dan segala macam keluhan-keluhan yang selama ini apa,” ujarnya.

Menurut Dra. Dewi, yang jadi kendala selama ini fasilitas, karena harus menangani lebih dari 2000 siswa, sementara ruang BK kecil banget.

“Kalau kata Pak Agus mah kayak puskesmas, tapi beliau memang sudah siap untuk tahun 2019 berjanji akan perbaiki ruang BK,” ujarnya sambil tersenyum lebar.

Jadi tambah Dra. Dewi, SMKN 2 Garut sejak dipimpin Bak Bejo, banyak sekali perubahan, bahkam guru BK dilibatkan dalam segala hal, dan semua informasi dari atas sampai.

“Alhamdulillah, semua sampai termasuk kegiatan open house ini, kita di undang semua, ada kegiatan seperti ini, seperti ini. Jadi kita pun ke siswa, respon dari siswa juga bagus,” pungkasnya. (Jajang Sukmana)***