KANDAGA.ID – Dengan menggunakan 420 komputer, pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di SMKN 1 Garut di Jl. Raya Cimanuk No. 309 A, Sukagalih, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Jawa Barat diikuti 729 peserta didik ditambah 114 peserta dari lima sekolah yang ikut bergabung.

Kepala SMKN 1 Garut, Drs. H. Dadang Johar Arifin, M.M., mengatakan, pelaksanaan UNBK di SMKN 1 Garut ini diikuti sejumlah 843 peserta, lima sekolah swasta yang tergabung yaitu, SMK Plus Nurul Huda, SMK Plus Anwarul Huda, SMK Permata Negeri, SMK Ibnu Hajar, dan SMK Tunas Nusantara.

“Yang ikut bergabung SMKN 1 Garut ini, selain UNBK juga yang ikut Uji Kompetensinya sejumlah 24 sekolah, karena disini hampir semua jurusan sudah memiliki berlisensi dari Lembaga Sertikasi Profesi (LSP),” ujarnya.

H. Dadang menjelaskan, dengan bergabungnya lima sekolah tersebut, persiapannya sudah cukup alat untuk tiga sesi, kalau tidak ada yang bergabung kita cukup dua sesi.

“Karena ada yang bergabung jadi sudah tiga sesi, dan server juga ada penambahan supaya tidak lemot jadi dipersiapkan sedemikian rupa, perankat-perangkat teknis yang lainnya termasuk proktor, operator kita sudah siap standby di tempat,” jelasnya.

Menurut H. Dadang, SMK itu diharapkan 100% UNBK, mungkin karena secara kemamapuan mereka penyediaan sarananya belum siap, kita undang bergabung dan mereka bergabung, dengan alasan biayanya disini terjangkau sekali oleh mereka.

“Jadi mungkin ada tambahan tapi tidak seberapa yah, itu berdasarkan kemampuan mereka dan tidak mencetak harus berapa, yang penting ada untuk kegiatan operasionalnya disini,” ujarnya.

H. Dadang mengatakan, yang mau bergabung kita welcome siapa pun juga, karena ini adalah fasilitas Negara juga.

“Jadi kita welcome siapa pun yang mau bergabung mari kita bergabung disini, dan kami akan memberikan pelayanan sama seperti kepada anak-anak yang ada di sekolah sendiri,” ajaknya.

Menurutnya, yang bergabung ke SMKN 1 Garut ini tidak terlalu banyak siswanya, karena itu sekolah yang sekolah tidak begitu besar jadi totalnya hanya 114 dari lima sekolah tersebut.

“Semua pelayanan sama saja, karena soal bukan dibuat oleh kita, soal itu dari Kemendikbud,” pungkasnya. (Jajang Sukmana)***