KANDAGA.ID – SMKN 1 Garut menggelar shalat dhuha dan do’a bersama untuk Indonesia damai dengan tema “Siapun pemimpinnya Kita adalah Bersaudara, Ciptakan Pemilu Aman dan Damai” di Lapangan Garuda Hitam SMKN 1 Garut Jl. Cimanuk No. 309A, Pataruman, Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Jawa Barat.

“Kami sebagai putra bangsa berkewajiban mendo’akan supaya besok Pemilu Presiden dan Wakil-wakil Rakyat, mendapatkan calon-calon yang terbaik, mendapatkan wakil-wakil yang terbaik, mendapatkan presiden yang terbaik berdasarkan petunjuk Allah Yang Maha Kuasa. Siapapun yang menang, dan yang menang ataupun yang kalah, saya harap menerima semuanya, Indonesia diharapkan damai tidak terjadi perpecahan terhadap bangsa,” ujar Kepala SMKN 1 Garut, Drs. H. Dadang Johar Arifin, MM., kepada wartawan, Selasa (16/4/2019).

H. Dadang mengatakan, di sekolah yang dipimpinnya sudah banyak peserta didik memenuhi syarat jadi pemilih pemula dan mereka sudah diberi arahan untuk memilih yang terbaik sesuai pilihannya.

“Saya menyampaikan kepada anak-anak, mau nomor 1, mau nomor 2, yang terpenting yang terbaik silahkan, siapa pun itu, karena dua-duanya itu orang yang terbaik di Indonesia ini. Jadi siapapun yang menang, semoga menerimanya,” ujarnya.

H. Dadang berharap, hasil Pemilu ini ada perubahan yang signifikan terhadap Republik Indonesia ini, baik di dalam sistem pendidikan, kesehatan, ekonomi, pertahanan bangsa, kedaulatan bangsa, kedaultan secara ekonomi, kedaulatan secara hukum, dan kedaultan secara poiitik.

“Mudah-mudahan Indonesia bisa berdikari dan menentukan nasibnya bangsa sendiri,” harapnya.

H. Dadang mengatakan, Pemilu Presiden ini ada dua calon, di lihat dari luar negeri sudah ada mulai sedikit gesekan-gesekan, seperti di Malaysia, Australia kemarin.

“Nah, mudah-mudahan di Indonesia jangan sampai yang ada seperti di luar negeri itu terjadi di kita. Jadi kita harapan dengan do’a ini, saya haqul yakin dengan do’a ini memohon kepada Yang Maha Kuasa semoga hasilnya baik, lancar, aman, tertib, masih utuh Indonesia ini tidak terjadi perpecahan bangsa,” ucapnya.

Menurutnya, kegiatan ini dijadikan sebuah model pembelajaran kepada peserta didik, karana ada bela Negara, ada kesadaran, ada pendidikan karakter juga.

“Mereka belajar tentang kehidupan berbangsa dan bernegara di sekolah ini. Jadi hasilnya nanti supaya anak-anak itu dewasa dalam bertindak, bersikap untuk kegiatan-kegiatan seperti ini. Jadi kalau sudah menjadi habit, solusi dan kebiasaan mereka itu tidak akan terjadi perpecahan dan semakin kuat dengan adanya penanaman-penanaman pemahaman nasionalisme kepada anak-anak,” pungkasnya. (Jajang Sukmana)***