Kepala SMKN 2 Garut, H. Dadang Johar Arifin

Kandaga.ID- Meningkatnya status zona terkait penyebaran Covid 19 di wilayah Kecamatan Tarogong Kidul maupun Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, Jawa Barat, menyebabkan sekolah menunda rencana belajar secara tatap muka. Dan memutuskan untuk tetap belajar secara daring.

“Status zona kuning jadi zona merah (untuk wilayah Kecamatan Tarogong Kaler, red) sehingga kita tidak bisa prediksi kapan sekolah dilaksanakan belajar tatap muka, kalau dipaksakan guru dan murid khawatir (ada penyebaran virus di sekolah, red) dan pemerintah juga belum tentu memberikan izin kepada sekolah yang berada di wilayah yang terindikasi zona merah untuk belajar tatap muka,” kata Kepala SMKN 2 Garut, Dadang Johar Arifin saat ditemui di sekolahnya, Senin (24/08/2020).

Wakil Kepala SMKN 1 Bidang Kehumasan, Asep Paridadin.


Pihaknya mengaku siap dengan protokol kesehatan, dan sudah menyiapkan gugus tugas di lingkungan sekolah. Namun ketika kasus terus meningkat,maka pihak sekolah tidak mau mengambil resiko.

“Meski gugus tugas sudah disiapkan tapi (situasi sekarang, red) zona merah kami harus waspada dan tidak mau mengambil resiko yang tinggi. Orang Tua, anak anak sudah pada ingin sekolah, tapi adanya (kasus Covid19, red) Kluster baru cukup berdampak ke psikologis guru dan siswa. Secara fasilitas kita siap, cuman kan kenaikan status, kita belum tahu apakah September atau Desember,” ujar Dadang.

Terkait rencana swab tes untuk para guru, pihaknya akan berkomunikasi dengan pihak terkait. Dimana, 50 persen guru dan karyawan yang ada di sekolah diupayakan ikut swab tes.

“Untuk wacana tes swab kita akan berkomunikasi minggu depan. Sementara 50 persen karyawan dulu, sekitar 100 orangan sampel, sesuai kemampuan di kita. Kalau memang harus (tes untuk mengajar), ya mungkin semua,” pungkasnya.

Ditemui terpisah, Wakil Kepala Bidang Kehumasan SMKN 1 Garut Asep Paridadin, mengungkapkan, penjadwalan belajar tatap muka di sekolahnya masih menunggu intruksi dari Pemerintah melalui Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.

“Ketentuan masih menunggu instruksi dari tentunya Pemerintah Provinsi, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat,” katanya.

Menurutnya, wilayah sekolahnya yang sebelumnya berada di zona hijau kini terdapat lonjakan kasus Covid19. Sehingga kata Asep, sebagaimana intruksi dari Dinas Pendidikan bahwa belajar tatap muka ditangguhkan selama 14 hari, atau sampai 31 Agustus mendata.

Sebelum pada agenda tersebut, pihaknya kini terus mempersiapkan beberapa fasilitas yang dibutuhkan. Sekolah mempersiapkan segala hal antisipasi jika nanti harus belajar tatap muka dengan penerapan protokol kesehatan.

“Tidak hanya itu, belajar tatap muka harus melaksanakan tes swab dulu bagi para guru produktif yang di bawah 45 tahun. Sementara untuk guru di atas 45 tahun melakukan pembelajaran jarak jauh,” katanya.

Disebutkannya, jumlah guru yang usianya; di bawah 45 lebih  60 persen dari total guru yang ada, sehingga cukup memadai untuk kemungkinan belajar tatap muka. (Jay).