Oleh : Suryana, S.Pd., M.Pd. (Kepala SMKN 2 Cipatujah)

Proses dan hasil belajar mengajar siswa sangat dipengaruhi oleh sinergitas dari berbagai komponen pembelajaran seperti materi, tujuan, metode, model, media, guru, siswa, sarana dan prasarana, evaluasi dan lingkungan sekolah. Tetapi yang paling penting dalam komponen di atas adalah guru. Sekolah akan maju dan bermutu apabila sekolah tersebut memiliki guru-guru yang bermutu pula.

Menjadi seorang guru yang bermutu pada abad 21 atau abad milenial ditandai dengan beberapa indikator penting antara lain; Pertama, berkualifikasi akademik minimal S-1, memiliki kompetensi dan bersertifikasi pendidik. Hal ini relevan dengan Undang-Undang Guru dan Dosen Nomor 14 tahun 2005 dimana guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, dan sertifikat pendidik. Kualifkasi akademik yang dimaksud adalah guru harus minimal D-4 atau S-1. Kompetensi guru adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru dalam menjalankan tugas keprofesionalan. Kompetensi-kompetensi itu antara lain kompetensi pedagogik yang berarti kompetensi yang berhubungan dengan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran di kelas. Kepribadian yaitu kemampuan kepribadian guru yang mantap, berahlak mulia, arif dan berwibawa, serta menjadi teladan bagi siswa. Kompetensi sosial yaitu kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan siswa, sesama guru, orang tua, dan masyarakat. Kompetensi profesional yaitu penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam. Religius dimana guru harus shaleh, beriman dan bertaqwa dan selalu mengamalkan ajaran agamanya. Bisa memposisikan sebagai pemimpin di dalam kelas ketika sedang pembelajaran berlangsung. Mampu menguasai informasi teknologi atau IT, mampu beradaptasi, mengadopsi, memodifikasi dan mampu menyeleksi atau memilah-milih hasil produk jaman sekarang yang penuh dengan hal yang negatif.

Kedua, inspiratif. Menjadi guru itu sebagai pilihan tetapi menjadi guru yang inspiratif adalah sebuah kewajiban dan kebutuhan seorang guru. Dimana guru mampu mengilhami, membuka ide-ide bagi siswa, memiliki gagasan, menginfluensi hal-hal yang positif bagi orang lain khususnya bagi siswa.

Ketiga, kreatif. Artinya upaya mengfungsikan kemampuan mental produktif dalam menyelesaikan dan memecahkan masalah. Makna kreatif berkaitan erat dengan pengembangan dan perluasan dari asal atau bentuknya yang asli. Guru kreatif adalah guru yang selalu berusaha untuk mengembangkan dan memperluas proses pembelajaran sehingga tidak kaku atau statis. Memiliki ide-ide cerdas nan brilian dengan tujuan meningkatkan mutu pembelajaran, memiliki curies yang tinggi, dan selulu ingin mencoba dan melakukan penelitian dalam meningkatkan kualitas mutu pembelajarannya. Guru saat datang ke sekolah bukan hanya menyampaikan pelajaran tapi ia juga mentransformasikan nilai-nilai positif. Hal ini mengandung makna tidak hanya transfer knowledge, tapi juga transfer value. Yang menjadi perbincangan oleh guru kreatif adalah hal-hal yang up to date atau kebaruan yang mengarah kepada perbaikan mutu pendidikan. Ia pun tidak pernah malas dan berkeluh kesah tentang kehidupan pribadi dan keluarganya di depan kelas, tetapi mereka berusaha dengan cara memuaskan siswanya di kelas. Selalu tampil fresh dan menyenangkan di kelas selalu melakukan pendekatan student center bukan teacher center sehingga siswa lebih tertarik dan semangat belajar sesuai dengan harapannya. Guru selalu melek teknologi dan internet dijadikannya sebagai media penunjang yang positif, dalam mengembangkan ilmu-ilmu yang kebaruan dan wawasan yang luas.

Keempat, memiliki sifat teladan. Keteladan guru merupakan aspek yang utama yang akan ditiru terutama bagi siswa dalam mendidik karakter posistif di sekolah. Sehingga karakter peserta didik akan tumbuh berkembang sesuai dengan zaman dan keteladanan guru yang mengajarkannya.

Kelima, inovatif. Guru senantiasa melakukan hal-hal inovasi dalam memecahkan berbagai permasalahan di sekolah khususnya di kelas sebagai tempat mengajar. Hal ini menjadi penting karena setiap aktivitas akan mengalami kejenuhan terutama bagi siswa yang memiliki kemampuan yang lebih dari teman-temannya yang lain.

Keenam optimis. Guru yang optimis adalah guru yang selalu punya pengharapan yang baik terhadap proses pendidikan. Ia berpandangan bahwa mendidik siswa di sekolah akan berujung pada keberhasilan dan kesuksesan. Selalu berupaya keras, untuk membentuk siswa yang memiliki pribadi yang mengarah ke arah yang lebih baik, memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap yang baik. Guru yang optimis tidak akan mencap siswa yang bermasalah dengan sebutan yang kurang baik, tapi ia selalu menasehati dan memotivasi siswa tersebut untuk bisa belajar yang lebih baik.

Ketujuh mengembangkan kemampuan abad 21 atau era industri 4.0 yang biasa di singkat 4C yaitu collaboratif, critical thinking, communication, dan creativity. Keempat kemampuan tersebut merupakan kemampuan atau skill yang harus dimiliki oleh guru yang mesti diajarkan kepada siswa supaya bisa cepat beradaptasi dengan tuntutan kehidupan yang senantiasa cepat untuk berubah. Collaboratif artinya guru senantiasa memberikan pelajaran dengan membiasakan siswa bekerja sama dengan siswa yang lainnya. Seperti dalam memecahkan permasalahan yang diberikan oleh guru. Tujuan dari kolaborasi adalah untuk membawa siswa itu sendiri bersama-sama dengan siswa yang lain dalam suasana mendukung secara sistematis memecahkan masalah yang ada dan muncul yang tidak bisa dengan mudah diselesaikan oleh satu kelompok saja. Bekerja sama dalam hal ini tentunya berlatih dalam hal yang positif bukan seperti bekerja sama ketika sedang ujian.

Critical thinking artinya kemampuan untuk berpikir secara jernih dan rasional tentang apa yang harus dilakukan atau apa yang harus dipercaya. Critical thinking mencakup kemampuan untuk terlibat dalam pemikiran reflektif dan mandiri. Seseorang dengan keterampilan critical thinking dapat melakukan hal-hal sebagai berikut: 1) Memahami hubungan logika antara gagasan, 2) Mengidentifikasi, membangun, dan mengevaluasi argumen, 3) Mendeteksi ketidakkonsistenan dan kesalahan umum dalam bernalar, 4) Menyelesaikan masalah secara sistematis, 5) Mengidentifikasi relevansi dan pentingnya gagasan, 6) Merenungkan sebuah pembenaran keyakinan dan nilai-nilai dalam diri seseorang. seorang critical thinking mampu menyimpulkan sebuah konsekuensi dari apa yang dia ketahui. Dia juga tahu bagaimana cara memanfaatkan informasi yang telah didapatkannya untuk menyelesaikan masalah, mencari sumber informasi yang relevan untuk disampaikan pada dirinya-sendiri. Selanjutnya siswa diajarkan untuk berfikir ktitis tentang pembelajaran dan keadaan sekitar dan diajarkan pula bagaimana berfikir tingkat tinggi atau HOTS (high other thinking skill).

Communication, atau keterampilan berkomunikasi (Communication Skills) adalah keahlian, kemampuan, atau kepandaian dalam berkomunikasi. Komunikasi merupakan modal dan kunci sukses dalam pergaulan dan karier karena hanya dengan komunikasi sebuah hubungan baik dapat dibangun dan dibina. Guru selalu mengajarkan komunikasi yang baik, efektif dan dilatih agar bisa menyampaikan pesan-pesan sesuai dengan ide dan gagasan yang dimilikinya.

Creaivity, guru senantiasa mengajarkan kreativitas kepada siswanya, baik berpikir kreatif dan memiliki kreatifitas berpikir yang baik, sehingga siswa mampu mengedepankan ide-ide dan gagasan yang muncul dalam dirinya sehingga bisa menjadi hal-hal yang sangat positif bagi dirinya pula. Creative thinking atau berpikir kreatif adalah kemampuan berpikir yang dimiliki individu dan dapat mengarahkan individu tersebut pada pemikiran yang penuh dengan kreativitas, sehingga dirinya mampu menciptakan sesuatu yang baru dan karya unik yang berbeda dari karya-karya sebelumnya. Nah keempat kemampuan atau skill tersebut tentunya akan menjadi bekal dan modal bagi siswa setelah lulus agar mampu bersaing dan mampu beradaptasi dengan cepat sesuai dengan tantangan dan kebutuhannya yang akan ditemui dikehidupannya nanti.

Akhirnya, semoga para guru yang hidup pada zaman milenial abad 21 atau era 4.0 ini akan termotivasi untuk menjadi guru yang lebih bermutu dengan mengedepankan aspek keihlasan dan keprofesionalannya dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Selalu berupaya menuju arah yang lebih baik dan mengembangkan potensi bagi siswanya untuk menyongsong kehidupan yang lebih baik dimasa yang akan datang. (*)