KANDAGA.ID – Baru-baru ini banyak kalangan bereaksi dengan kemunculannya sebuah grup Gay atau Lelaki Seks Lelaki (LSL) pelajar SMP/SMA di Media Sosial (Medsos) Facebook.

Seperti di katakan Anggota DPR RI Komisi 1 dari Fraksi Partai Nasional Demokrat (NasDem) Dapil Jabar XI, Mayjen TNI (Purn) Supiadin Aries Saputra, yang merasa prihatin dengan kemunculan aktivitas kaum Gay di Kabupaten Garut.

“Ini dampak dari penggunaan teknologi yang tidak terkendali, seharusnya teknologi informasi itu untuk memberikan informasi yang positif kepada masyarakat, bukan sebaliknya yang justru menghancurkan generasi muda,” ujarnya, usai menghadiri HUT PEPABRI ke-59 di Pendopo Garut. Rabu (10/10/2018).

Ia menuturkan, di media sosial (medsos) itu justru untuk menghancurkan generasi muda. Dan ini dampak dari sebuah grand strategi yang disebut dengan asimetrik warfare dimana ujung tombaknya adalah proxy war proxy.

War itu artinya perang, proxy itu boneka. Jadi mereka negara-negara pihak diluar kita yang tidak suka dengan masa depan bangsa ini tidak suka dengan Indonesia menjadi besar menyerangnya dengan itu,” ujarnya.

Atas dasar itu, ia berharap pemerintah daerah, masyarakat, dan penggiat lainnya termasuk insan media, baik media online, cetak, elektronik, dan media-media mainstream itu harus bersatupadu menangkal dan memerangi informasi yang tak baik itu.

Sementara di tempat terpisah, sejumlah 384 kepala sekolah yang tergabung dalam Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMP Kabupaten Garut menggelar deklarasi penolakan dengan tegas terhadap Lesbi, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT).

Acara deklarasi bertempat di SMPS Yos Sudarso Jl. Ahmad Yani, Kecamatan Garut Kota ini di pimpin Ketua MKKS SMP Kabupaten Garut, Yusuf Satria Gautama, dihadiri Kabid SMP Dinas Pendidikan Kabupaten Garut Totong, S.Pd.,M.Si., Kepala Badan Kesbangpol Kabupaten Garut Wahyudijaya.

“Sebagai komitmen pihak sekolah untuk bersama melakukan upaya pengawasan dan antisipasi agar tidak berkembang dan segera diatasi. Dan kepada para orang tua murid agar tidak terlalu khawatir dengan isu gay yang berkembang di Kabupaten Garut saat ini,” ujar Totong.

Di lain waktu, Ketua Yayasan Bina Bintang Bangsa, Rohani, M.Pd., melalui Medsos Facebook, merasa yakin agama manapun tidak membela dan melakukan pembenaran terhadap perilaku LGBT.

“Saya yakin agama manapun tidak hanya sekedar mengecam dan menghakimi perilaku LGBT namun juga mengajak bersama-sama kepada seluruh elemen masyarakat awam, tokoh agama, pemerintah pusat dan daerah untuk berfikir dan mencari solusi untuk menyembuhkan dan menyadarkan sang perilaku LGBT,” ujarnya, Kamis (11/10/2018).

Menurutnya, semua itu dibutuhkan peran penting semua pihak mulai dari keluarga hingga ke semua elemen masyarakat, lingkungan sekitar dan tokoh agama sebagai bentuk upaya pemulihan yang terpadu dan berkelanjutan demi menyelamatkan generasi bangsa di masa depan.

“Semoga Allah selalu memberikan perlindungan untuk kita semua dan generasi kita dari segala perbuatan yang menuju dosa dan aib, Aamiin Ya Rabb,” pungkasnya.

Hari ini, telah beredar melalui WhatsApp (WA) yang diperkirakan sejumlah 1.000 masa, mulai dari pelajar, mahasiswa, pemuda dan yang lainnya akan melakukan aksi penolakan LGBT di Kabupaten Garut, Jum’at (12/10/2018) besok.

Rencana aksi akan di mulai pukul 13.00 WIB, Jl. Cimanuk (Simpang Lima), Kelurahan Pataruman, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat, yang sekaligus akan audensi dengan DPRD. (Jajang Sukmana)***