Ketua Umum Persigar, Dadang Johar
Ketua Umum Persigar, Dadang Johar

Langkah awal Persigar Garut pada putaran pertama kompetisi Sepakbola Liga 3 Jalapa Super Soccer Jawa Barat, terbilang cukup bagus, dengan menduduki peringkat dua dengan nilai 6 di bawah Persitas Tasikmalaya. Namun langkah tim kebanggaan warga Kabupaten Garut itu sepertinya tidak akan berlanjut ke putaran dua yang akan digelar di Kota Tasikmalaya. Hal itu dikarenakan tidak adanya bantuan keuangan dari Pemda setempat.” Kalau tidak ada bantuan dana dari pemerintah, maka kami akan mundur dari putaran dua nanti. Selama ini kami tidak pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah dalam bentuk apapun. Pak Rudy (Bupati Garut) terus-terusan menjanjikan akan membantu dengan fund raising (mengumpulkan bantuan/sumbangan)  tapi sampai sekarang tak ada bukti,” ujar Ketua Persigar, H. Dadang Johar Arifin, Selasa (15/08/2017).

Dadang mengaku lelah dan kecewa selama perjalaman membawa Persigar hampir 1.5 Tahun terakhir, karena sudah mengeluarkan biaya cukup besar. Kata Dadang, daerah lain klub amatir, hampir semua diberikan anggaran oleh pemerintah daerahnya.  “Hanya di Kabupaten Garut yang tidak diberikan anggaran dari Pemerintah daerahnya, tidak pernah mendapatkan subsidi maupun anggaran dari pemda pada liga amatir ini,” ucapnya.

Padahal untuk liga 2 saja seperti PSGC Ciamis, masih disubsidi oleh pemerintah kabupaten. Oleh karena itu, jika tidak ada will dari pemerintah dari sisi pendanaan, maka Persigar akan dikembalikan kepada Pemkab  Garut sebagai pemilik Persigar. “Saya akan menarik diri jika kondisinya seperti ini terus, jujur saya tidak sanggup lagi membawa Persigar kalau pemerintah tidak campur tangan dalam melakukan pendanaan. Persigar akan saya kembalikan ke Pemkab Garut,” tandasnya.

Menanggapi pernyataan Ketua Persigar itu, Bupati Garut, Rudy mengatakan, akan bertanggung jawab terhadap pengelolaan Persigar, jika pengelola Persigar dibawah kepemimpinan H. Dadang tidak bisa melakukan fund rising.” Saya sudah melakukan fund raising, tetapi banyak perusahaan yang tidak mau, karena katanya pengelolaan Persigar itu terlalu ekslusif. Kenapa dulu Persigar saya berikan pengelolaannya ke Pak H. Dadang, karena ia memiliki militansi yang tinggi,” tuturnya.

Dikatakannya, jika pada akhirnya H. Dadang menyerahkan pengelolaan Persigar kembali ke Pemkab Garut, pihaknya siap untuk menerimanya.” Persigar itu tidak akan bubar, hanya ganti pengelolanya saja. Kita siap menerima kembali,” katanya.(Jay).