KANDAGA.ID-Kamis pagi (14/11/2019), tangan mungilnya menggenggam jemari wartawan Kandaga. Kami melangkahkan kaki, melewati kubangan air sisa hujan kemarin. Hingga langkah kami terhenti di sebuah rumah yang berlokasi di Kampung Peundeuy, RT 01/  RW 14, Desa Cangkuang, Kecamatan Leles, Kabupaten Garut. Setibanya di depan rumah, gadis kecil itu memanggil ibunya.

Resti Risdianti (7), sosok ceria yang duduk di kelas 1 SDN 6 Cangkuang ini memiliki penampilan yang berbeda dengan teman sebayanya. Putri kedua dari pasangan Dede (40) dan Sukmana (45) ini harus terbiasa dengan keberadaan benda asing di indera penglihatannya. Diketahui, ia mengidap tumor di kelopak mata kanannya.

Kondisi ini bermula sejak ia masih bayi, dengan gejala terdapat benjolan kecil di kelopak mata. Nahas, semakin lama benjolan tersebut semakin membesar. Menyikapi hal itu, orang tua Resti mengupayakan kesembuhan anaknya dengan cara mendatangi berbagai lembaga kesehatan, dimulai dari puskesmas terdekat, Rumah Sakit Umum (RSU) dr. Slamet Garut, hingga Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung. Namun semua usahanya tak membuahkan hasil, lantaran terbentur oleh masalah biaya. “Sebenarnya saya tidak ingin membebani siapapun, sebab Resti adalah tanggung jawab saya dan suami. Tapi kembali lagi pada keadaan kami yang serba berkekurangan ini. Saya merasa begitu terpukul karena tidak bisa memenuhi hak sehat anak kami”, papar sang ibu, Dede.

Mengetahui problematika ini, pihak sekolah tidak tinggal diam. Yayat Ruhiyat, S.Pd. selaku kepala SDN 6 Cangkuang, selalu mengupayakan agar anak didiknya lekas sembuh. Sejauh ini, ia sudah menempuh berbagai prosedur agar surat ajuannya diproses dengan cepat. “Sudah berbagai cara kami lakukan untuk membantu ananda Resti. Namun untuk biaya pengobatan yang cukup mahal, tampaknya kami harus menunggu hasil dari rangkaian ikhtiar kami ini. Semoga apa yang kami upayakan dapat segera membuahkan hasil,” pungkasnya. (Fitri Ayu)***