KANDAGA.ID – Untuk menanggulangi terjadi kembali unjuk rasa dikalangan pelajar, secara serentak jajaran Polres Garut bersama jajaran Kodim 0611 Garut bergantian menjadi pembina upacara di seluruh SMA, SMK se-Kabupaten Garut .

Kapolres Garut, AKBP Dede Yudy Ferdiansah, S.I.K., M.I.K., menjadi pembina upacara Senin pagi yang di SMKN 1 Garut yang digelar di lapangan “Garuda Hitam” SMKN 1 Garut, Jl. Raya Cimanuk No. 309 A, Sukagalih, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Senin (30/9/2019).

Upacara yang diikuti 2.550 peserta didik ini dihadiri Dandim 0611/Garut, Letkol Inf Erwin Agung Teguh Wiyono A.S.T., M.Tr.(Han), jajaran Polres Garut, pimpinan beserta jajaran SMKN 1 Garut, Camat dan Polsek Tarogong kidul besar jajaran.

“Saya menjadi pembina upacara di sini, kebetulan pertama kali bisa menjadi pembina upacara, untuk menciptakan situasi, bagaimanapun mereka ini adik-adik kita, anak-anak kita, yang kita ciptakan situasi Garut, yang aman tentram nyaman damai dan kondusif,” ujar Kapolres kepada sejumlah wartawan usai upacara.

Kapolres mengatakan, kehadirannya bersilaturahmi sekalian memperkenalkan diri kepada kepala sekolah dan jajaranya serta kepada peserta didik SMKN 1 Garut sekali mengajak para siswa-siswi dan mengingatkan kembali untuk mengutakaman belajar dan mengikuti kegiatan proses belajar mengajar.

“Alhamdulillah, saya mendapat sambutan yang luar biasa dari bapak kepala sekolah, para guru, para siswa-siswi, dan ini merupakan suatu kebanggaan buat saya,” ucapnya.

Kapolres mengatakan, khususnya di Kabupaten Garut jajaran dirinya dan Dandim 0611 Garut yang menghadiri acara di sini.

“Jadi mohon maaf Pak Dandim untuk sebagai pembina upacara, tapi di kecamatan-kecamatan lain seluruh Kapolsek, Babinkamtibmas bersama Danramil, Babinsa sama-sama untuk sebagai pembina upacara di SMA SMK,” ucapnya.

Kapolres menjelaskan, jika terjadi unjuk rasa di kalangan pelajar, Polres akan melakukan pembinaan, menyampaikan kepada kepala sekolah, kemudian kita panggil orang tuanya.

“Kita bicara persuasif tidak bersifat represif kita, kita pendekatan. Baimanapun ini anak-anak kita, ya kita harus jaga dengan baik, ini adalah putra-putri bangsa, calon-calon pemimpin pada tahun-tahun mendatang,” pungkasnya.

Sementara itu, Dandim 0611/Garut, Letkol Inf Erwin Agung Teguh Wiyono A.S.T., M.Tr.(Han), mengatakan, TNI dan Polri berjalan sejalan, untuk itu hari ini kami siapkan waktu khusus antara Kapolres dengan Dandim untuk melaksanakan secara bergiliran di sekolah-sekolah.

“Kita lihat tentang kegiatan kemarin menghadapi partisipasi untuk pelajar, namun mengorbankan salah satu pelajaran, yang mana mereka ini adalah merupakan bentukan awal, sebagai pondasi mereka dalam belajar mengajar,” ujarnya.

Menurut Dandim, sampai dengan SMK ini mereka ada kurikulum, sehingga pada saat kegiatan yang kaya kemarin itu ada ujian harus terganggu karena ada beberapa anak yang tidak melaksanakan ujian UTS itu.

“Itu kan sangat mengganggu juga, mengganggu dia sendiri mendapatkan nilai, mengganggu proses belajar mengajar dari sekolah,” jelasnya.

Untuk itu, ucap Dandim, kita sebagai satuan tim yang memegang tampuk kepemimpinan bersama saat ini, kita memiliki tanggungjawab yang besar untuk menjadikan anak-anak kita, untuk mengantar anak-anak kita, sehingga pada saatnya nanti, ketika tongkat estafet ini diberikan sama mereka, mereka benar-benar siap.

“Karena selepas SMA atau SMK ini, mereka sudah tidak bisa lagi dibekali, mereka harus sudah siap terjun, menunjukkan siapa dia, jati diri dia. Untuk itu kesempatan sekolah ini, mari kita sama-sama kita bentuk anak-anak kita untuk siap menghadapi waktu yang akan datang tersebut,” ajaknya.

Ditempat yang sama, ketua MKKS SMK sekaligus Kepala SMKN 1 Garut, Drs. H. Dadang Johar Arifin, M.M., mengatakan, kalau melihat di Medsos memang terjadi pada waktu itu, tapi itu kan bukan dari anak sekolah.

“Mungkin ada yang menggerakkan, tapi kami preventif pada anak kami, kepada kawan-kawan kami yang ada di kota khususnya sekolah-sekolah negeri, mengajak dan menghimbau supaya bisa menahan anak-anaknya dengan berbagai kegiatan di sekolah tidak turun ke jalan,” ujarnya.

H. Dadang mengakui dirinya turun langsung dan memantau di simpang lima, bahwa peserta didik SMKN 2 Garut yang jumlahnya 2.550 tidak ada yang turun.

“Mereka setelah melakukan kegiatan UTS langsung pulang kerumahnya masing-masing. Adapun yang turun mungkin itu kurang koordinasi, sehingga mereka tidak bisa memantau kegiatan anak-anaknya,” ucapnya.

Jadi menurut H. Dadang, anak-anak setelah UTS mungkin dihimbau pulang ke rumah, tapi mereka pada waktu itu ada yang mengikuti teman-temannya. Dan pada waktu itu bukan hanya pelajar saja pada waktu saya lihat.

“Sampai kelompok funk juga saya lihat pada waktu itu di jalan, mereka membawa poster dan spanduk. Jadi mungkin ada yang menggerakkan anak-anak, tapi untuk hari ini saya kira di Garut, Insya Allah kondusif tidak akan terjadi, tapi kami sudah sepakat dengan anak-anak, dengan kawan-kawan tidak bakal terjadi anak-anak turun lagi ke jalan,” pungkasnya.

Sedangkan Kepala Kantor Cabang Dinas (KCD) Wilayah XI, Asep Sudarsono, S.Pd., MM., mengatakan, telah melakukan koordinasi, melakukan surat perintah juga kepada kepala sekolah, untuk menjaga kondusifitas pembelajar di sekolah.

“Kita juga memprogramkan untuk hari ini anak-anak tetap di sekolah sampai jam 16.00 walaupun jadwal jam 15 sudah keluar, tapi untuk mengantisipasi buat kegiatan yang positif, sehingga mereka tidak diberikan kesempatan untuk keluar,” pungkasnya, sembari mengatakan, Insya Allah kita harus yakin, karena kebaikan itu harus yakin, tapi kan syetan selalu ada dimana-mana yah. Saya mohon do’anya saja, supaya hari ini sukses, kondusif. (Jajang Sukmana)***