KANDAGA.ID – Panglima Kodam III/Siliwangi, Mayjen TNI Besar Harto Karyawan, secara resmi menutup kegiatan Tentara Manunggal Masuk Desa (TMMD) ke-103 Kodim 0611/Garut di Desa Pancasura, Kecamatan Singajaya, Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat, Selasa (13/11/2018).

Upacara penutupan bertempat di Lapangan Gadog Desa Pancasura dihadiri sekira 1000 orang yang dihadiri Danrem 062/Tn Kolonel Inf. Tantan Ardiyanto, Dandim 0611/Garut Letkol Inf Asyraf Azis, S.Sos, Kapolres Garut AKBP Budi Satria Wiguna, S.I.K., Bupati Garut H. Rudy Gunawan, SH., MH., MP., para Asisten Kasdam dan Kabalak jajaran Kodam III/Siliwangi, Para pejabat TNI dan Polri, serta Instansi Pemerintahan terkait se-Wilayah Kabupaten Garut, dengan Ispektur Upacara (Irup) Dan up Danyon Yonif Raider 301/Pks Letkol Inf Andi Hasbuloh.

Panglima Kodam III/Siliwangi, Mayjen TNI Besar Harto Karyawan dalam amanatnya mengatakan, selama hampir satu bulan sejak kegiatan TMMD ke-103 ini secara resmi dibuka pada 15 Oktober 2018 yang lalu, para prajurit TNI, anggota Kepolisian, aparat Pemda, serta segenap komponen masyarakat telah bekerja keras, guna mencapai sasaran pembangunan, baik fisik maupun non-fisik, yang mencakup 50 desa sasaran di 50 Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia.

“Di setiap kegiatan TMMD ini, kita dapat menyaksikan semangat kebersamaan serta gotong royong yang terpancar di setiap wajah sekaligus cucuran keringat masyarakat dan aparat yang bersama-sama bekerja di lapangan. Hal ini menjadi refleksi kekuatan yang sangat besar dari segenap komponen Bangsa, yang memiliki visi, misi dan tujuan bersama guna mengatasi berbagai persoalan pembangunan serta problematika kesejahteraan masyarakat,” jelasnya.

Panglima menegaskan, semangat kebersamaan seperti inilah yang sebenarnya merupakan hakikat dari Kemanunggalan TNI dengan Rakyat, yang merupakan roh perjuangan Bangsa dan akan terus kita bangun serta pelihara. Kemanunggalan ini merupakan aktualisasi peran TNI dalam mewujudkan seluruh potensi wilayah dan masyarakat sebagai pendorong kemajuan Bangsa, yang bermuara pada terbentuknya kekuatan pertahanan nasional yang kokoh.

“Oleh karena itu, pada kesempatan yang sangat baik ini, saya selaku Penanggung Jawab Operasional (PJO) TMMD, menyampaikan terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada para Gubernur, Bupati, Walikota, Instansi Kementerian terkait, dan khususnya kepada seluruh masyarakat, yang telah bahu-membahu bersama prajurit TNI, mewujudkan pembangunan daerah yang menjadi sasaran pelaksanaan TMMD ke-103 ini,” ujarnya.

Panglima menjelaskan, pada pelaksanaan TMMD kali ini kita mengangkat tema “TNI Manunggal Rakyat dalam Mewujudkan Desa yang Maju, Sejahtera dan Demokratis.” Tema ini sejalan dengan visi Pemerintah Pusat melalui kebijakan “Membangun Indonesia dari pinggiran”. Kebijakan ini memberikan kesempatan untuk membantu daerah-daerah yang belum tersentuh pembangunan secara merata, sekaligus sebagai momentum untuk menggelorakan kembali semangat gotong-royong serta memantapkan apa yang saya sebut sebagai Imunitas Bangsa.

“Perlu saya jelaskan, bahwa konsep Imunitas Bangsa pada dasarnya merupakan wujud kepedulian dan keprihatinan TNI AD dalam memandang persoalan sosial, yang berakar dari perubahan sikap hidup dan pudarnya nilai-nilai luhur budaya Bangsa, seperti semangat untuk bersatu, menghormati perbedaan, pantang menyerah dan rela berkorban,” jelasnya.

Panglima mengatakan, konsep pemikiran ini merupakan salah satu jawaban atas kondisi Bangsa kita yang semakin rentan akan pengaruh buruk modernisasi dan globalisasi, sehingga lebih mementing-kan pembangunan fisik dan melupakan bahwa pembangunan nilai juga sama pentingnya, bahkan merupakan kunci kemajuan budaya suatu Bangsa di tengah kompetisi global dewasa ini.

“Sebagaimana program TMMD yang telah berjalan secara rutin, pelaksanaan TMMD ke-103 ini diarahkan untuk mencapai sasaran pembangunan fisik dan non-fisik. Dari segi pembangunan fisik, Satgas TMMD beserta seluruh komponen masyarakat secara nasional telah melaksanakan pembangunan infrastruktur pedesaan, berupa pembukaan 52 km lebih jalan baru, serta peningkatan badan jalan dengan panjang total 326 km. Selain itu, dilaksanakan juga pembangunan dan rehabilitasi puluhan jembatan, rumah ibadah dan sekolah, serta perbaikan rumah-rumah tidak layak huni dan berbagai prasarana sanitasi untuk masyarakat,” jelasnya

Panglima mengatakan, guna mencapai pembangunan yang berkelanjutan, TNI bekerjasama dengan Kementerian Dalam Negeri juga telah memberikan penyuluhan dan pelatihan kepada aparat-aparat desa, dengan harapan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola Dana Desa. Hal tersebut menjadi bagian dari pembangunan non-fisik, yang juga diwujudkan melalui penyuluhan kesehatan, metode bertani dan beternak modern, serta sosialisasi hukum, bahaya Narkoba, maupun kesadaran Bela Negara.

“Di samping sasaran pembangunan fisik dan non-fisik tersebut, pelaksanaan TMMD ini juga membawa misi khusus, yaitu untuk menyatukan perbedaan dalam masyarakat guna mencegah potensi perpecahan dan berkembangnya intoleransi, serta menumbuhkan kedekatan antara rakyat dengan prajurit TNI. Karena itulah, bagi prajurit yang tergabung dalam Satgas TMMD ini saya wajibkan untuk tidur dan makan di rumah masyarakat, dengan meman-faatkan ULP prajurit yang diberikan oleh Komando Atas,” ujarnya.

Menurut Panglima, TMMD kali ini juga telah mewujudkan sinergi dan kerja sama antara 8 Lembaga Pemerintah setingkat Kementerian. Tercatat bahwa Kementerian Agama turut berkontribusi dalam pemberian bantuan kitab suci Al-Qur’an. Selain itu, Kementerian Perindustrian juga memberikan bantuan semen dan material untuk pembangunan jalan dan rehabilitasi rumah.

“Selanjutnya pelayanan kesehatan dilaksanakan melalui kerja sama dengan Kementerian Kesehatan, penyuluhan Bela Negara oleh Kementerian Pertahanan, penyuluhan kesadaran hukum dan bahaya Narkoba dari Kepolisian RI, dukungan bibit pohon dan penyuluhan tentang lingkungan hidup dikoordinasikan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, serta penyuluhan tentang pemberdayaan Dana Desa dari Kementerian Dalam Negeri. Belum lagi kontribusi dari Mitra-mitra TNI dan organisasi kemasyarakatan yang sangat aktif dalam berbagai kegiatan bhakti sosial,” ujarnya.

Panglima menegaskan, dengan telah berakhirnya TMMD ke-103 ini, saya ingin berpesan kepada kita semua, khususnya kepada anggota Satgas TMMD dan segenap masyarakat agar mempertahankan kebersamaan dan kemanunggalan antara TNI dan rakyat yang telah kita rasakan selama kegiatan TMMD ini.

“Tingkatkan semangat untuk bekerja dan membangun bersama, sebagai realisasi semangat gotong royong yang merupakan warisan asli bangsa kita,” tegasnya.

Selai itu Panglima menegaskan, peliharalah hasil-hasil program TMMD ke-103 ini dengan sebaik-baiknya untuk kemaslahatan seluruh warga masyarakat.

“Teruslah membangun dan mengembangkan potensi desa masing-masing, serta jadikan diri kita sebagai agen-agen pembangunan yang menyebarkan energi positif bagi lingkungan sekitar kita untuk mau belajar dan memajukan desa dan wilayahnya,” ujarnya.

Panglima memohon maaf sebesar-besarnya apabila selama kegiatan TMMD ini terdapat perilaku atau tutur kata prajurit saya yang kurang berkenan di hati masyarakat.

“Kepada para prajurit yang tergabung dalam Satgas TMMD agar memperhatikan faktor keamanan saat kembali ke induk pasukan masing-masing. Jadikanlah momen kegiatan TMMD ini sebagai pelajaran dan pengalaman tentang bagaimana menjadikan diri kita sebagai bagian dari solusi dan pendorong motivasi bagi rakyat. Karena TNI AD lahir dari rakyat dan mengabdi untuk rakyat,” pungkasnya.

Usai melaksanakan upacara penutupan dilaksanakan penanaman pohon disekitar lapang upacara oleh Pangdam III/SLW beserta Danrem 062/Tn, Dandim 0611/Garut dan Unsur Forkopimda Kabupaten Garut yang dilanjutkan dengan mengunjungi ke stand-stand Bazar hasil olahan Kecamatan Singajaya. Kemudian rombongan Dandim 0611/Garut bersama Bupati Garut menuju ke jembatan pemotongan pita yang sekaligus pendatangani prasasti jembatan oleh Dandim 0611/Garut dan Bupati Garut. (Jajang Sukmana)***