KANDAGA.ID – Sejumlah 62 guru BK dan 20 guru IPS yang tergabung dalam Musyawarah Guru Bimbingan Konseling (MGBK) dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) SMP se-Kabupaten Garut menyelenggarakan kegiatan sehari di SMPN 1 Garut, Jl. Jend. A. Yani No. 43 Kelurahan Pakuwon, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Sabtu (21/9/2019).

Dengan tema “Sarana Berbagi Informasi dan Pengalaman untuk Menigkatkan Profesionalitas Guru Bimbingan Koseling” acara pembukaan dilakukan bersama di ruang Rapat SMPN 1 Garut oleh Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kabupaten Garut, Totong, S.Pd., M.Si didampingi Kepala SMPN 1 Garut, Aceng Mulyana, S.Pd., M.Pd., Pengawas SMP, Drs. H. Ela Halimin, SH, M.Si., Ketua MGBK, Suryati, S.Pd., Ketua MGMP IPS, Drs. Beni Kusdiana.

“Kegiatan ini untuk peningkatan kompetensi pembelajaran, guna membangun kompetensi peserta didik melalui guru,” ujar Totong.

Guru dituntut untuk trampil membuat perencanaan dalam proses pembelajaran, kemudian pelaksanaan serta mengevaluasinya, dengan pendekatan berpikir tingkat Higher Order Thinking Skills (HOTS),” pungkas Kadisdik.

Ketua MGBK, Suryati, S.Pd., menjelaskan, SMP di Kabupaten Garut sangat kurang guru BK, sehingga banyak sekolah yang bukan guru dibidangnya menjadi guru BK.

“Idealnya 1 guru BK itu 150 peserta didik, kenyataan dilapangan sekarang 1 guru 1000 peserta didik,” jelas Suryati disela awal kegiatan.

Menurut Suryati, kekurangan guru BK juga disebabkan minimnya kuota di perguruan tinggi. Tak banyak perguruan tinggi yang membuka jurusan BK. Contohnya UPI Bandung dan IKIP Siliwangi Cimahi yang membuka jurus BK.

“Sampai saat ini guru BK masih digolongkan guru paling ditakuti, sehingga banyak yang mengatakan guru BK harus “galak”. Itu salah, karena guru BK itu selain mengajar juga sebagai tempat membangun dan mengembangkan karakter serta kepribadian, termasuk menggali potensi peserta didik,” jelasnya.

Suryati mengatakan, guru BK itu merupakan guru pembimbing terbaik yang harus dijadikan orang tua, teman, sahabat yang dapat menampung “curhat” dan solusi bagi peserta didik.

“Namanya guru BK itu kan untuk pengembangan diri peserta didik sesuai kebutuhan, potensi, bakat, minat, dan kepribadian peserta didik di sekolah,” pungkasnya.

Guru BK di sekolah, diantaranya: merumuskan tujuan pembelajaran yang tepat, memilih strategi pembelajaran yang sesuai, memfasilitasi dan motivasi belajar peserta didik, menciptakan suasana belajar kondusif dan melakukan interaksi dengan peserta didik secara tepat.

Dalam kesempatan itu, Kadisdik membuka Perkemahan Sabtu Minggu (Persami) Pramuka Penggalang Pangkalan SMPN 1 Garut, Kwarran Garut Kota sekaligus pemberangkatan penjelajahan yang dihadiri Ka Kwarran, Ka Mabigus dan Kapolsek Garut Kota. (Jajang Sukmana)***