Kadisdik Kabupaten Garut, Totong

Kandaga.ID- Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, Totong, mengatakan, untuk pelaksanaan belajar tatap muka untuk tingkat PAUD, SD dan SMP belum ada kepastian, dan pihak dinas belum bisa mengeluarkan kebijakan untuk belajar tatap muka. 

Hal tersebut kata Totong, dikarenakan masih tingginya angka kasus konfirmasi positif Covid19 di daerahnya, terlebih tingkat SMA-SMK yang rencananya akan belajar tatap muka pada 18 Agustus lalu, ditunda sampai akhir Juli ini.

“Jika sekolah tingkat SMA-SMK belum, ya yang dibawahnya juga belum. Berdasarkan Keputusan empat menteri itu, bahwa tahapan masuk sekolah (tatap muka, red) setelah SMA-SMK masuk, baru ke jenjang di bawahnya seperti SMP, SD, dan PAUD. ,” kata Totong, di ruang kerjanya, Rabu (25/08/2020)).

Lanjutnya, meski sarana dan prasarana sudah siap, tapi Disdik Garut tetap lihat situasi dan kondisi saat ini. Dimana beberapa wilayah belum berubah menjadi zona hijau seluruhnya.

“Ada di beberapa kecamatan resiko, secara keseluruhan kita resiko rendah, kalau zona hijau Kabupaten mungkin bisa semua. Jika tidak ada penambahan kasus. Tapi saya lihat saat ini belum landai. Misalnya sekolah dibuka, aman di sekolah, belum tentu di luar, seperti di angkot atau ketika jalan kaki, melalui kendaraan kan bisa berinteraksi, karena ketika semakin banyak kerumunan, semakin harus banyak diantisipasi, jika terjadi Kluster baru kan bahaya juga. Kita mengikuti aturan pusat saja,” tambahnya.

Menurutnya, kesehatan dan keselamatan siswa, guru dan warga sekolah menjadi prioritas utama. Sehingga kata Totong, Pemerintah Kabupaten Garut tidak akan melaksanakan untuk belajar tatap muka jika kondisi belum memungkinkan.

“Untuk belajar, kami memperkuat luring, juga melakukan blended learning, kombinasi pembelajaran jarak jauh antara daring dan luring. Ada Radio, TV, modul, video pembelajaran, guru kunjung, buku belajar untuk siswa, tidak harus selalu daring, bisa juga melalui guru kunjung atau orangtua datang ke sekolah mengambil buku pelajaran. Kami ada 9 radio komunitas untuk belajar jarak jauh termasuk TV. Kita akan buat TV Pendidikan di Kabupaten Garut,” paparnya.

Disebutkannya pula, untuk daerah Garut selatan yang nota bene banyak daerah blankspot, alias tidak terjangkau sinyal internet, TV, maupun radio, maka pembelajaran dilakukan dengan alternatif lain, yakni Golodog to Golodong. Dalam hal ini, guru mendatangi rumah siswanya, dengan belajar di halaman depan rumah, yang peserta belajarnya dibatasi sampai 5 orang misalnya. (Jay)