KANDAGA.ID – Usai menggelar deklarasi peserta didik SMA SMK Negeri dan Swasta Tingkat Kabupaten Garut, yang menolak keberadaan Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender (LBGT) di wilayah Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Jawa Barat Wilayah XI Garut, yang berlangsung di di tempat upacara SMKN 1 Garut, Jl. Cimanuk No. 309A Pataruman, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat.

Kepala SMKN 1 Garut, Drs. H. Dadang Johar Arifin, M.M., yang juga Ketua MKKS SMK, kepada para wartawan menggatakan, pada prinsipnya antara isu dan fakta, tidak mungkin ada api kalau tanpa asap, dan kejadian ini sudah mewabah, lebih baik kita prefentif sekuat-kuatnya.

“Alhamdulillah, kepala KCD seluruh dan kepala SMA dan SMK, pada tanggal 12 Oktober 2018 menyelenggarakan rapat bersama. Karena dengan kejadian ini membuat semua resah termasuk Kadis Provinsi dan Bapak Menteri,” ujar H. Dadang, didampingi Kepala KCD Pendidikan Jawa Barat Wilayah XI Garut (BP3 Korwil VI), DR. Hj. Lilis Rosita, M.Si., Senin (15/10/2018).

Menurutnya, dengan adanya deklarasi pelajar SMA SMK ini, terlepas dari ada atau tidak adanya, lebih baik kita sudah menyampaikan kepada anak, preventif, dan mencegah.

“Mudah-mudahan apabila ada yang terjadi, mereka dapat mengikuti aliran yang benar lagi, berjalan lurus lagi, mendapatkan petunjuk dari Allah Yang Maha Kuasa. Dan yang belum terkontaminasi, mudah-mudahan bisa menjadi pelopor dan memberikan pencernaan kepada kawan-kawannya, dan apabila ada yang terindikasi melakukan hal seperti itu,” ujarnya.

H. Dadang mengatakan, kejadian ini akibat dari pengaruh teknologi. Apabila orang tidak bisa memanfaatkan untuk hal-hal yang positif. Karena anak didik itu masih kurang pendalamannya, maka bisa disalahgunakan.

“Maka para orang tua, para guru, semuanya bersikap arif, dewasa dan bijak, dan pemerintah dalam hal ini Menkominfo bisa mengarahkan, bisa memprotek. Bila ada hal-hal yang berbau seperti itu, ada situs-situs berbau itu,” ujarnya.

Menurut H. Dadang, efektif atau tidak deklarasi pelajar ini, minimal sudah menyampaikan, mengajak, berfastabigul khairat, bertabayun kepada mereka, maklum anak muda juga perlu arahan, perlu ada bimbingan.

“Kami di sini positif tinking, Insya Allah semua sepakat dan anak-anak juga masih diantara kita juga dari kurang lebih 3 juta penduduk Kabupaten Garut itu masih 99% pikirannya masih bagus saya kira. Jadi kalau ada oknum-oknum yang seperti itu masih bisa diluruskan oleh orang-orang yang masih memiliki jiwa yang sportif,” pungkasnya. (Jajang Sukmana)***