KANDAGA.ID – Ariana, S.Pd., Wali Kelas 5A SDN Tarogong 1 Gentra Maksekdas, Jl. Suherman No. 10, Desa Tarogong, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Jawa Barat ini terus berprestasi sejak meraih predikat Guru Berpresrastasi 2018, Masyarakat Teladan Berprestasi 2018, PNS Teladan 2018 dan mendapat kesempatan mengikuti Program Pelatihan di Hiroshima University, Jepang, Maret 2019.

Atas prestasi dan inovasinya, Arina dianugrahi Duta Sains oleh Wakil Bupati Garut, dr. H. Helmi Budiman pada upacara memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2 Mei 2019 di Lapangan Otto Iskandardinata (Alun-alun) Jl. Achmad Yani, Kelurahan Paminggir, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Kamis (2/5/2019).

Dari semua itu Ariana mendapat kehormatan menjadi Keynote Speaker bersama dari Jepang, Australia, Amerika, dan Kepala Pustekkom pada kegiatan International Conference, Science Education Towards 21st Century Skill and Industrial Revolution 4.0, diikuti 280 peserta se-Indonesia yang selenggakan Pusat Pengembangan Perberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P4TK IPA) Bandung, Rabu-Jumat (8-10/5/2019).

Ariana mengatakan, dirinya menjadi pembicara dalam seminar tersebut untuk memberikan pemaparan tentang implemetasi pembelajaran hasil pelatihan di Jepang dan Australia.

“Saya memaparkan implementasi proses pembelajaran dengan pendekatan STEM, penggunaan Modelling Instruction dalam pembelajaran berbasis proyek, yang menggabungkan beberapa tema dalam pembelajaran tematik terpadu kelas 5 semester 2,” ujar Ariana saat dihubungi melalui WhatsApp (WA), Minggu (12/5/2019) malam.

Menurut Ariana, pemaparan best practice ini merupakan sebuah implementasi bagaimana siswa menemukan konsep materi sendiri sebagai sebuah kesinambungan materi yang tidak terputus.

“Siswa dapat memahami bagaimana sebuah materi menjadi indikator prasyarat untuk materi yang selanjutnya. Dan siswa dapat menemukan keterkaitan masing-masing materi itu,” papar Ariana.

Ariana menjelaskan, dirinya selaku Duta Sains memiliki tugas untuk memanfaatkan sains dalam pembelajaran yaitu mengajak siswa untuk melihat/visual. Memanfaatkan fasilitas yang ada di sekitar kita sebaik-baiknya untuk perkembangan sains.

“Mengajak anggota KKG/MGMP atau komunitas lainnya untuk mengembangkan sains atau menjadi agen perubahan. Mengupayakan setiap MGMP untuk melaksanakan event mengerakkan sains, mungkin ke depannya membuat School of Science,” ujarnya.

Selain itu, tambah Ariana duta sains bertugas mempromosikan sains atau kegiatan sains, melalui media sosial. Dan menulis karya inovasi untuk mengikuti simposium guru di hari guru nasional.

“Tulis apa yang dikerjakan dan kerjakan apa yang anda tulis,” pungkasnya.

Keynote speaker, Prof. Greg Shaw (Dean of College of Education, Charles Darwin University, Australia), Gogot Suharwoto, PhD (Kepala Pustekkom), William Thornburg, PhD (American Modelling Taecher Instruction, USA), Prof. Masanobu Sakamoto, PhD (Nagoya University, Japan), dan Arif Hidayat, PhD (UPI Bandung, Indonesia). (Jajang Sukmana)***