“Nepangkeun, wasta pun Aliyani Dzikriya Azzahra, yuswa genep taun,” katanya di hadapan dewan juri dan para penonton, ketika tampil sebagai peserta pertama pada acara Festival Rebo-Kemis Nyunda, yang diselenggarakan oleh KAMP Garut Enterprise, dalam rangka memperingati Hari Bahasa Ibu Internasional di Gedung Wanita Raden Ayu Lasminingrat, Kamis (21/02/2019).

Aliya, demikian ia biasa disapa, siang itu tampil demikian percaya diri. Dengan balutan kebaya dan hijab senada, ia tampak begitu anggun dan menggemaskan. Apalagi ketika ia mulai berbicara di depan mikrofon.

Di usianya yang masih sangat belia, ia begitu fasih berbicara dalam bahasa ibunya, bahasa sunda, yang oleh sebagian anak seusianya dianggap sebagai bahasa buhun yang rumit dan sulit dipelajari. Selama tiga menit, Aliya terus berbicara dalam bahasa sunda, menerangkan tentang dirinya, keluarganya, sekolahnya, keseharian dan cita-citanya, serta menerangkan salah satu kesenian tradisional khas Garut yang ia ketahui. Bahkan, Aliya pun sempat melantunkan kawih sunda. Lalu ia pun berjalan, memperlihatkan kemampuannya berlenggak-lenggok di atas catwalk.

Dengan penampilannya yang sedemikian itu, Aliya berhasil memukau semua yang hadir. Dan hasilnya, para juri yang terdiri dari Ketua MGMP Basa Sunda SMP Kabupaten Garut, Kabid Kesenian Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Garut, serta seorang penulis dan penggiat budaya sunda, akhirnya memutuskan Aliya sebagai Pinunjul Kahiji Kategori A (kelas 1-3 SD).

Aliya yang saat ini duduk di bangku kelas satu SDIT Muhammadiyah Simpang Bayongbong itu, adalah anak pertama dari pasangan Dian Abdurrohman, karyawan PDAM Tirta Intan Garut, dan Isni Lestari Rusmayanti, karyawan Kemenag Kabupaten Garut. Di sekolahnya, Aliya termasuk anak yang aktif, pintar, dan pandai bergaul. Aliya selalu masuk di peringkat sepuluh besar.

Sebagai seorang ibu, Isni mengaku bangga dengan prestasi dan talenta anaknya. Diakuinya, Aliya pernama kali ikut kegiatan modeling pada event Lomba Busana Muslim Pelajar Muhammadiyah se-Kabupaten Garut yang diselenggarakan pada tahun 2018 di SMK Muhammadiyah Garut. Pada debutnya ini Aliya hanya berhasil menjadi juara harapan 1. Tapi ternyata hasil tersebut malah membuatnya ketagihan untuk mengikuti berbagai lomba modeling dan peragaan busana. Luar biasanya, meski pernah gagal meraih kejuaraan, Aliya tak pernah putus asa. Justru semangatnya untuk ikut lomba malah semakin meningkat lagi.

Teu lebet juara teu nanaon, berarti Aliya tampilna awon. Aliya kedah latihan langkung rajin deui,”katanya, selepas mengikuti lomba Moka Alit di Hotel Suminar. Menurut Isni, Aliya memang tidak mendapatkan kejuaraan apapun waktu itu. Tetapi diakui Isni, penampilan Aliya mendapat apresiasi positif dari pemilik Askus Modeling. Askus yang melihat penampilan Aliya, menyebutkan Aliya punya potensi besar dalam modeling, dan meminta Isni untuk mengantarkan Aliya belajar modeling di agensinya.

Untuk meningkatkan keterampilan Aliya, Isni pun mengantar Aliya belajar di Askus Modeling, sebuah agensi modeling di jalan Bratayudha Garut. Selain belajar, melalui Askus Modeling Aliya jadi memiliki lebih banyak kesempatan mengikuti berbagai lomba modeling.

“Alhamdulillah, bakatnya yang memang sudah tampak sejak kecil, lalu diasah oleh Askus Modeling, Aliya berhasil meraih berbagai kejuaraan modeling, baik di Garut, Bandung, Tasik, bahkan di Jakarta,”kata Isni dengan mata berkaca-kaca penuh rasa bangga.

Dikatakannya, pada Desember 2018, Aliya menjadi Juara Favorit Pemilihan Wajah Bintang di Garut Plaza. Kemudian pada bulan Februari 2019 menjadi Juara 2 Busana Muslim Pesta pada event Pencarian Bakat FTV di Transmart Bandung. Lalu menjadi The Best Bintang Production pada event Pemilihan Top Model Calon Bintang Indonesia 2019 di Mangga Dua Square, Jakarta. Menjadi juara 1 Kostum Hitam Putih pada event Pemilihan Top Model CAlon Bintang Indonesia 2019 di Mangga Dua Square Jakarta.

Terakhir, pada 17 Maret kemarin, Aliya berhasil menjadi Juara Umum Pemilihan Putra Putri Garut 2019, di Pusat Perbelanjaan Garut Plaza.

“Aliya mah hoyong janten Mojang Jawa Barat, tapi hoyong teras nganggo tudung. Tiasa moal, nya?”pungkasnya. [indaenha]